Senin, 19 Desember 2011

Pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang

Merambahnya budaya asing ke Indonesia melalui sarana multi media massa (elektronik, cetak) serta media dunia maya (internet) sangat mempengaruhi perkembangan budaya Indonesia.
Dampak yang ditimbulkan ada yang bersifat positif dan ada yang negatif. Jika kebudayaan asing yang bersifat negatif memasuki sendi-sendi kehidupan bangsa, terutama para generasi muda tanpa diimbangi upaya pelestarian nilai-nilai budaya bangsa dikhawatirkan Bangsa Indonesia akan kehilangan jati diri sebagai bangsa. betapa pentingnya kita mencintai budaya ini dan mempertahankannya di tengah ”ancaman” budaya barat, mulai dari budaya makan (serangan makanan dari Luar Negeri seperti Makanan Jepang sampai KFC mengalahkan kepopuleran makanan lokal di mata anak muda), Busana ( serangan merek-merek luar seperti Dolce Gabbana dan channel telah mengalahkan kepopuleran batik dan kain tenun), Musik ( Musik R&B dan Hip Hop telah mengalahkan kepopuleran dangdut dan kolintang) sampai bagian budaya yang paling vital, yaitu bahasa ( bahasa inggris telah jauh mengalahkan bahasa indonesia sehingga terkadang dianggap memiliki level yang lebih tinggi dari bahasa indonesia. Bahkan, dalam pembicaraan sehari-hari, penggabungan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sudah dikembangkan sebagai suatu budaya baru bagi anak muda). Lucunya, ternyata negara-negara seperti Perancis, Jerman, Inggris dan Italia juga memiliki pemikiran yang sama tentang keberadaan globalisasi budaya, yang mereka sebut sebagai Amerikanisasi, karena dianggap ingin menyeragamkan semua budaya di dunia dengan budaya dari negara adikuasa tersebut. Untuk itu, terdapat beberapa tindak nyata yang dilakukan untuk memproteksi budaya lokal masing-masing negara, seperti Kanada yang membentuk Kementrian Warisan Budaya dan bahkan pernah melarang peredaran Majalah Sports Illustrated dari Amerika Serikat. Selain itu, di Musim Panas 1998, menteri Kebudayaan dari 20 Negara seperti Brazil, Meksiko, Swedia dan Italia berkumpul di Ottawa untuk membahas tentang strategi menahan serbuan Hollywood juggernaut sebagai serbuan yang sarat muatan Hollywood yang tak bisa dihentikan.Tapi kebanyakan orang (bahkan orang “barat” sendiri) hanya berfokus ke bagaimana mengatasi globalisasi sebagai “ancaman” ? Padahal kalo kita liat secara positif, Globalisasi juga bisa dimanfaatkan sebagai “peluang” jika kita pikirkan lagi, keberadaan globalisasi artinya, lajunya arus informasi lewat adanya internet yang mana, Indonesia memiliki peluang untuk memperkenalkan berbagai budaya dari tiap propinsi melalui web atau bahkan blog, globalisasi menghapus batas antar Negara sehingga akan mempermudah terjadinya pertukaran Pelajar dan mahasiswa maupun, akan ada lebih banyak pekerja asing di Negara kita yang kaya ini dan yang terakhir, yang saya rasa adalah peluang terbesar adalah Perkembangan Mode yang berskala global yang mana, sekarang ini,bukan hal yang aneh lagi bila orang Indonesia memakai tas tangan Channel dan sepatu Nike, yang tentu saja bukan hal yang sulit karena barang-barang tersebut sudah dijual dengan bebas di Indonesia. Hal seperti ini tentu saja merupakan peluang besar bagi industri batik dan kain tenun kita yang mempunyai kesempatan untuk menjadi merk global dan dapat ditemukan di berbagai butik di seluruh dunia yang artinya, kita akan melakukan Indonesianisasi.

1.2            Rumusan Masalah
a.      Apakah yang harus kita perbuat untuk melestarikan kebudayaan di Negeri kita tercinta Indonesia?
b.     Apa saja masalah tentang kebudayaan ?
c.      Bagaimana cara mengatasi permasalahan mengenai kebudayaan ?


1.3            Tujuan
a. Mengetaui hal-hal yang harus kita perbuat untuk melestarikan kebudayaan di
 Indonesia.
b. Mengetahui berbagai macam masalah tentang kebudayaan
c. Mengtahui cara megatasi permasalahan mengenai kebudayaan



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat
Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
·         Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.
·         Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).

Sedangkan nilai budaya menurut Koentjaraningra terdiri dari konsepsi-konsepsi  yang hidup dalam pikiran sebagian besar masyarakat mengenai hal-hal mereka anggap amat mulia.  Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat dijadikan orientasi dan rujukan dalam bertindak. Oleh karena itu, nilai budaya yang dimiliki seseorang mempengaruhinya dalam menentukan alternatif, cara-cara, alat-alat, dan tujuan-tujuan pembuatan yang tersedia.
Clyde Kluchkhohn dalam Pelly (1994) mendefinisikan nilai budaya sebagai konsepsi umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan mausia dalam alam, hubungan manusia dengan manusia dan tentang hal-hal yang diingini dan tidak diingini yang mungkin bertalian dengan hubungan orang dengan sesama manusia dan lingkungannya.


BAB III
PEMBAHASAN

Seluruh dunia tahu betapa Indonesia kaya dengan kebudayaan. Mulai dari bahasa, tari-tarian, sampai lagu. Setiap daerah di Indonesia memilikinya dengan kekhasan masing-masing. Namun, dengan khasanah kebudayaan yang begitu luas Bangsa Indonesia ditantang pada era globalisasi kini nilai-nilai serta budaya dari luar dapat dengan mudah merasuk ke ranah kehidupan berbangsa Indonesia. Dengan semakin bebasnya kebudayaan asing masuk kekhawatiran akan tergerusnya kebudayaan orisinal Indonesia menjadi hal yang tak terelakkan. Rasa kebersamaan atau yang biasa disebut solidaritas merupakan suatu wujud nasionalisme yang penting dan harus ditumbuhkan saat ini. Rasa kebersamaan dapat memberikan semangat atau spirit yang tangguh bagi masyarakat dan negara untuk terus membangun danmemajukan bangsa termasuk budaya nasional. Hal ini dapat kita cermati seperti pada saat terjadinya klaim budaya-budaya nasional Indonesia oleh negeri jiran Malaysia. Pada saat itu secara spontan masyarakat Indonesia muncul rasa kebersamaan atau solidaritasnya untuk maju untuk membela hak-hak bangsa Indonesia. Rasa kebersamaan ini semestinya harus dapat dirasakan pada setiap saat dan dimana saja. Sehingga rasa nasionalisme atau cinta tanah air dapat kita wujudkan dan dapat masyarakat nikmati secara merata. Rasa kebersamaan ini tidak hanya muncul saat terjadi bencana-bencana alam, keamanan negara diganggu oleh negara lain, warga negara kita disiksa oleh warga negara-negara lain, tetapi mestinya muncul pada setiap saat dan tempat. Sehingga masyarakat menjadi aman dan tentram karena pejabat politik memiliki rasa solidaritas yang tinggi untuk membela rakyat agar menjadi maju dan hidup bahagia. Pejabat politik juga memiliki rasa kebersamaan dalam menanggulangi kemiskinan, pengangguran dan  kebodohan yang masih banyak dirasakan oleh rakyat Indonesia walaupun kita sudah merdeka selama 64 tahun. Masih banyak diantara kita khususnya para kaum muda yang sama sekali belum tertarik untuk dapat memahami betul akan pentingnya sebuah budaya di dalam berkehidupan dan lebih memilih untuk menjadi yang terbelakang dalam memajukan kebudayaannya, hal ini tentunya sangat merugikan bagi perkembangan budaya di Indonesia dimana seharusnya kita semua dapat melestarikan dan mengapresiasi budaya yang kita miliki.

Banyak faktor yang menyebabkan sulitnya melestarikan kebudayaan di Indonesia, antara lain adalah: 
 1. Kurangnya sosialisasi
2. Kurangnya penyelengaraan festival budaya lokal
3. Hampir tidak adanya forum komunikasi untuk membahas tentang perlunyabudaya

Inisiatif dalam melakukan penetrasi pencitraan bangsa ini kedepannya akan sangat berpengaruh dalam perkembangan kemajuan budaya nasional dimata dunia, dimana hal ini akan memberikan dampak positif yang akan membuat Indonesia menjadi salah satu pusat cagar budaya dunia. Menumbuh kembangkan Karya seni dan budaya Indonesia, yang apabila dikelola dan dikemas dengan baik akan dapat menjadi salah satu andalan sumber pendapatan bagi negara. Perlu disimak pernyataan yang seringkali dikemukakan oleh Presiden RI yang menekankan bahwa ekonomi gelombang ke empat merupakan ekonomi yang berdasarkan kreativitas dan inovasi individu. Kreasi dan inovasi oleh individu untuk menciptakan berbagai karya. Indonesia sangat berpotensi mengembangkan ekonomi kreatif karena warisan budaya, tradisi, seni dan kenyataan bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia pada dasarnya tidak kalah dengan negara lain di dunia.
          Berkembangnya sektor pariwisata yang diikuti oleh majunya pembangunan dan taraf hidup masyarakat di setiap daerah yang memang memiliki keunggulan dibidang pariwisata, hal tersebut jelas akan menjadi devisa terbesar yang akan membuat stabilnya perekonomian Negara ini, dan bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi surga bagi para pelancong yang memang ingin berkunjung kesetiap daerah yang memliki keunggulan dibidang pariwisata. Namun hal ini juga harus didukung dengan sarana dan prasarana yang jelas, juga promosi yang kuat sehingga banyak orang yang mengetahui daerah mana saja yang ingin mereka kunjungi.


BAB IV
SARAN

Melakukan pembaharuan budaya dan belajar mengembangkan budaya sejak dini supaya budaya kita tidak di ambil dan di bajak oleh Negara lain. Terus berkarya dan belajar berbagai macam kesenian budaya kita. Seperti memgembangkan wayang kulit dan memakai batik, yang sebetulnya batik itu bukan hanya pakaian formal. Justru kita harus bangga terhadap budaya batik yang sudah di kenal di mancanegara.
Referensi
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/peran-budaya-lokal-memperkokoh-ketahanan-budaya-bangsa-2/Dosen.tf.itb.ac.id
www.mail-archive.com
WWW.LABALABA.COM,dll http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7297/6/Chapter%20II.pdf
gatotbukankaca.weebly.com/makalah-ilmu-budaya-dasar.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/tugas-makalah-ilmu-budaya-dasar-3/
http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar