Dalam
kehidupan sehari-hari kita dihadapkan dengan sebuah masalah. Saat kita
mengidentifikasi sebuah masalah, maka terjadi sebuah proses berfikir yang
disebut dengan “Penalaran”. Penalaran itu sendiri di definisikan sebagai sebuah
proses berfikir yang sistematis dan logis untuk mengambil sebuah kesimpulan.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi
yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap
benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Proposisi itu sendiri dapat
diartikan sebagai apa yang dihasilkan dengan
mengucapkan suatu kalimat. Dengan kata lain, hal ini merupakan arti dari
kalimat itu, dan bukan kalimat itu sendiri. Kalimat yg berbeda dapat
mengekspresikan proposisi yang sama, jika artinya sama. Dalam penalaran,
proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens)
dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara
premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Ada dua metode
dalam menaar yaitu, induktif dan deduktif.
1. Induktif adalah alinea yang menyajikan
penjelasan terlebih dahulu, kemudian diakhiri dengan pokok pembicaraan atau
kalimat utama. Contoh paragraf induktif sebagai berikut:
Penampilannya unik, dalam 1
daun ada dua warna atau lebih. Kelangkaannya membuat ia diburu para kolektor.
Harganya menyamai karya seni, meroket ratusan kali lipat. Hanya satu yang
diinginkan para kolektor, yaitu keeksklusifannya. Bayangkan saja, peluang satu
berbanding satu juta kelahiran. Itulah
taman variegate.
2. Deduktif adalah alinea yang menyajikan pokok
pembicaraan terlebih dahulu, kemudian diakhiri dengan kalimat penjelas. Contoh
paragraf deduktif sebagai berikut:
Ini perihal
pola hidup beberapa wakil rakyat kita di Senayan. Ya,
baru-baru ini heboh beredar berita pola hidup beberapa wakil rakyat kita. Mobil
mewah yang berharga miliyaran rupiah, yang membuat tempat tinggal rakyat di
Senayan itu layaknya showroom mobil mewah. Ada Alphard, Hummer, serta bently.
Publik pun heboh. Saya berfikir, walau sebenarnya kita lah yang diwakili
mereka, serta mereka yaitu wakil kita, namun kenapa yang merdeka hanya mereka
yang sebagai wakil kita?
Inferensi dan Implikasi
Inferensi
Merupakan suatu proses untuk menghasilkan
informasi dari fakta
yang diketahui. Inferensi
adalah konklusi logis
atau implikasi berdasarkan
informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar,
proses inferensi dialakukan dalam suatu modul yang disebut inference engine. Ketika representasi pengetahaun pada
bagian knowledge base telah lengkap,
atau paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka representasi pengetahuan
tersebut telah siap digunakan.
Implikasi
Implikasi artinya akibat, seandainya dikaitkan dengan konteks bahasa hukum,
misalnya implikasi hukumnya, berarti akibat hukum yang akan terjadi berdasarkan
suatu peristiwa hukum yang terjadi.
Bahasa hukum sebenarnya tidak rumit,
prinsipnya bahasa hukum masih mengikuti kaidah EYD, bahasa Indonesia baku.
Tetapi, untuk konteks tertentu, ada hal-hal yang tidak bisa mempergunakan
bahasa Indonesia baku.
Cara menguji data
Data
dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena
itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan
yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa
cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut :
1. Observasi,
merupakan suatu tidakan secara langsung dalam meneliti sebuah masalah.
2. Kesaksian
3. Autoritas
Cara menguji fakta
Untuk
menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta,
maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian
tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta,
sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua
yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat
kesimpulan yang akan diambil.
1.
Konsistensi, merupakan keselarasan dala sebuah kalimat.
2. Koherensi
Cara menguji
autoritas
Seorang
penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari
tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan
pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian
atau data eksperimental.
1. Tidak
mengandung prasangka
2.
Pengalaman dan pendidikan autoritas
3.
Kemashuran dan prestise
4. Koherensi
dengan kemajuan
Dapat
disimpulkan penalaran yang baik adalah proses berfikir seseorang dalam
menganalisa suatu masalah tanpa berfikir secara subjektif sehingga tidak
mengandung prasangka dan di dukung oleh bukti-bukti atau fakta-fakta yang sudah
teruji kebenarannya.
REFERENSI:
REFERENSI:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar