Rabu, 26 Maret 2014

PENALARAN


Dalam kehidupan sehari-hari kita dihadapkan dengan sebuah masalah. Saat kita mengidentifikasi sebuah masalah, maka terjadi sebuah proses berfikir yang disebut dengan “Penalaran”. Penalaran itu sendiri di definisikan sebagai sebuah proses berfikir yang sistematis dan logis untuk mengambil sebuah kesimpulan. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Proposisi itu sendiri dapat diartikan sebagai apa yang dihasilkan dengan mengucapkan suatu kalimat. Dengan kata lain, hal ini merupakan arti dari kalimat itu, dan bukan kalimat itu sendiri. Kalimat yg berbeda dapat mengekspresikan proposisi yang sama, jika artinya sama. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Ada dua metode dalam menaar yaitu, induktif dan deduktif.
1.    Induktif adalah alinea yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, kemudian diakhiri dengan pokok pembicaraan atau kalimat utama. Contoh paragraf induktif sebagai berikut:
Penampilannya unik, dalam 1 daun ada dua warna atau lebih. Kelangkaannya membuat ia diburu para kolektor. Harganya menyamai karya seni, meroket ratusan kali lipat. Hanya satu yang diinginkan para kolektor, yaitu keeksklusifannya. Bayangkan saja, peluang satu berbanding satu juta kelahiran. Itulah taman variegate.

2.    Deduktif adalah alinea yang menyajikan pokok pembicaraan terlebih dahulu, kemudian diakhiri dengan kalimat penjelas. Contoh paragraf deduktif sebagai berikut:
Ini perihal pola hidup beberapa wakil rakyat kita di Senayan. Ya, baru-baru ini heboh beredar berita pola hidup beberapa wakil rakyat kita. Mobil mewah yang berharga miliyaran rupiah, yang membuat tempat tinggal rakyat di Senayan itu layaknya showroom mobil mewah. Ada Alphard, Hummer, serta bently. Publik pun heboh. Saya berfikir, walau sebenarnya kita lah yang diwakili mereka, serta mereka yaitu wakil kita, namun kenapa yang merdeka hanya mereka yang sebagai wakil kita?

Inferensi dan Implikasi
 Inferensi
        Merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi  dari  fakta  yang  diketahui.  Inferensi  adalah  konklusi  logis  atau  implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar,  proses inferensi dialakukan dalam suatu modul yang disebut inference  engine. Ketika representasi pengetahaun pada bagian knowledge base  telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup  akurat, maka representasi pengetahuan tersebut telah siap digunakan.

 Implikasi
Implikasi artinya akibat, seandainya dikaitkan dengan konteks bahasa hukum, misalnya implikasi hukumnya, berarti akibat hukum yang akan terjadi berdasarkan suatu peristiwa hukum yang terjadi.
    Bahasa hukum sebenarnya tidak rumit, prinsipnya bahasa hukum masih mengikuti kaidah EYD, bahasa Indonesia baku. Tetapi, untuk konteks tertentu, ada hal-hal yang tidak bisa mempergunakan bahasa Indonesia baku.

Cara menguji data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut :
1. Observasi, merupakan suatu tidakan secara langsung dalam meneliti sebuah masalah.
2. Kesaksian
3. Autoritas

Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1. Konsistensi, merupakan keselarasan dala sebuah kalimat.
2. Koherensi

Cara menguji autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
1. Tidak mengandung prasangka
2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
3. Kemashuran dan prestise
4. Koherensi dengan kemajuan


Dapat disimpulkan penalaran yang baik adalah proses berfikir seseorang dalam menganalisa suatu masalah tanpa berfikir secara subjektif sehingga tidak mengandung prasangka dan di dukung oleh bukti-bukti atau fakta-fakta yang sudah teruji kebenarannya. 

REFERENSI:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar