Data Buku:
Ø Judul buku :
Saman
Ø Penulis :
Ayu Utami
Ø Penerbit :
KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Ø Tebal : 200
halaman
Ø ISBN :
978-979-9023-17-9
SINOPSIS CERITA
Kisah 4 orang sahabat yang saling terkait dengan masa lalunya. Yakni
Laila, Shakuntala, Cok, dan Yasmin. Mereka berempat bersahabat sejak SD. Mereka
sama-sama mempunyai obsesi yang sama terhadap laki-laki. Laila seorang gadis
lugu yang jatuh cinta pada seorang pemuda bernama Sihar saat pertama kali
mereka berjumpa. Laki-laki tampan dan kekar tersebut telah menarik hati laila
yang semula telah tertambat pada seorang pastor muda bernama Wissanggeni. Laila
menjadi terlibat jauh terhadap masalah yang tengah dihadapi oleh Sihar yang
menuntut keadilan kepada atasannya yang telah mnjadi penyebab utama kematian
sahabatnya. Ia dan laila terlibat dalam suatu kisah cinta yang seharusnya tidak
boleh terjadi. Sihar telah mempunyai seorang istri dan laila seharusnya tak
sepantasnya untuk menjalin hubungan dengan laki-laki yang telah beristri
tersebut.
Saman, mepunyai nama asli Athanasius Wisanggeni. Wis adalah nama
panggilannya. Wis yang beragama Katolik itu, mengabdikan dirinya sebagai
Pastor. Ia ingin ditugaskan untuk keagamaan di Perabumulih, daerah masa
kecilnya yang menyimpan banyak misteri. Namun, ia tidak diizinkan hanya boleh
berlibur saja ke sana. Wisanggeni ditugaskan sebagai Pator paroki Parid yang
melayani kota kecil Perabumulih dan Karang Endah, wilayah keuskupan Palembang.
Sebelum sampai pada tempat tugasnya, ia menyempatkan diri ke bekas rumahnya 10
tahun silam. Setelah beberapa kali ke rumah itu, dan akrab dengan sang pemilik
rumah, ia mendapat kepercayaan untuk tinggal di situ selama pemiliknya ke
Jakarta untuk melahirkan.
Ketika tinggal di rumah itu, Wis kembali bisa merasakan hawa-hawa aneh seperti
masa kecilnya. Ia juga bisa mendengar suara adik-adiknya serta bercakap-cakap
dengan bahasa masing-masing. Tiba-tiba Wis mendengar suara gadis minta tolong
dan iapun berlari ke sumber suara sampai di sebuah sumur di tengah hutan.
Setelah itu Wis berteriak minta tolong pada warga sekitar. Dan setelah warga
berdatangan,ternyata tak seorangpun berani masuk menolong si gadis. Wis
memeranikan diri melakukan itu. Ia dan gadis itu selamat. Gadis itu bernama
Upi. Ia adalah manusia yang keejiwaanya terganggu dan tidak mengerti bahasa
manusia. Ketika Wis mengembalikan Upi kepada orang tuanya, baru ia ketahui
bahwa Upi diasingkan oleh ibunya di rumah pemasungan yang sangat kecil, tidak
lebih baik dari kandang kambing. Merasa tidak tega, dan sedikit demi sedikit
muncul rasa sayang dihatinya, Wis membuatkan rumah pasung baru untuk Upi yang
lebih besar dan nyaman. Tidak hanya itu yang ia lakukan. Melihat keadaan perkebunan
di sana ia merasa prihatin. Ia juga takut jika mereka pindah dari situ Upi
tidak akan mendapat rumah yang lebih baik dari sekarang. Kemudian dengan izin
dari Uskup untuk berkarya di perkebunan, Wis membuat tempat engolahan karet
sederhana untuk wilayah Lubukrantau itu dan membuat pembangkit listrik.
Suatu ketika, kerusuhan terjadi. Pembangkit listrik buatan Wis dirusak
orang. Dan ternyata orang tersebut adalah orang suruhan perusahaan kelapa sawit
yang ingin membeli lahan perkebunan karet. Dan hanya Wis beserta keluarga Upi
sangat kokoh untuk tidak menjual lahan mereka. Para pembeli itu merasa geram,
mereka mengumpulkan perempuan dan anak kecil dalam surau kemudian membakar
seluruh rumah warga dan menculik Wis penjara pengasingan. Di situ Wis disiksa
habis-habisan dan dipaksa mengakui apa yang tidak ia lakukan. Ia terpasa
mengarang cerita untuk mengurangi penyiksaan bahwa ia adalah komunis yang
hendak mengkristenkan para petani Lubukrantau, membuat Sorga di bumi dan ingin
mengganti presiden. Ia terus melakukan itu sampai suatu hari, tempat
penyekapannya itu terbakar. Ia merasa terjebak oleh api, namun setelah
mendengar suara-suara masa kecilnya, tanpa ia ketahui caranya, ia selamat dari
lahapan api itu. Ia dibawa ke rumah sakit dan emudian dirawat oleh suster-suster
gereja di kediaman mereka. Ia mengaanti kartu identitasnya sampai peristiwa itu
selesai di pengadilan dua tahun kemudian. Ia memilih nama Saman tanpa
alasan khusus.
Dalam kehidupannya, Saman juga pernah terlibat dengan kehidupan empat orang
gadis yang saling bersahabat. Shakuntala, seseorang yang membenci ayahnya.
Yasmin, seseorang yang membenci guru dan Laila yang membenci laki-laki.
Sementara, Cok tidak bisa menemukan apa yang harus ia benci. Kebencian Laila
pada laki-laki lenyap ketika ia jatuh cinta pertama kali pada Wisanggeni yang
kala itu sebagai mahasiswa seminari yang ditugaskan membimbing rekoleksi
tentang kesadaran sosial di SMP mereka. Sayangnya, keluarga Minang Laila itu
melihat purinya bergaul dengan calon Pastor. Dan Yasmin yang Katolik juga tidak
menyetujui itu. Namun, Yasmin pula yang sering membantu pertemuan Laila dengan
Wis atas dasar peersahabatan.
Semakin berjalannya waktu, semuanya tengah berubah. Laila tidak lagi
mencintai Wisanggeni yang sudah mengganti nama menjadi Saman. Kali ini ia
mencintai Sihar, seseorang yang sudah beristri. Laila paling kuat
mempertahankan keperawanannya dibanding ketiga sahabatnya. Dia juga
satu-satunya yang belum menikah.
Posisi Saman di Indonesia sudah tidak aman lagi setelah kejadian di Medan.
Persahabatan itu juga yang kemudian menyelamatkan Saman. Ia dikirim ke New York
oleh Yasmin dan Cok. Dari kejadian itu dan kejadian sebelum keberangkatan
Saman, akhirnya mereka sering berkomunikasi lewat dunia maya. Saman sangat
dekat dengan Yasmin, didukung dengan kesamaan kepercayaan mereka dan Yasmin
pula orang pertama yang meninggalkan jejakanya Pastor Saman. Di akhir cerita,
Yasmin berselingkuh dengan Saman.
Komentar:
Menurut saya cerita di buku ini sangat megesankan. Hal yang tidak
terpikirkan akan terjadi dalam cerita ini, seperti Saman seorang pastor yang
tidak percaya lagi dengan adanya Tuhan dan Ia melakukan perzinahan dengan istri
orang lain. Kekurangan dari novel ini, si pengarang terlalu berani menggabarkan
hubungan seks pada setiap pemain. Dan alurnya pun maju mundur yang membuat para
pembaca menjadi bingung.
referensi
http://saranghaeindonesia.wordpress.com/2012/04/11/sinopsis-novel-saman-ayu-utami/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar