Data Buku :
Ø Judul buku : Di Tepi
Sungai Piedra Aku Duduk dan Menangis
Ø Penulis : Paulo
Coelho
Ø Penerbit : PT.
Gramedia Pustaka Utama
Ø Tebal : 222
halaman
SINOPSIS CERITA
“Cinta adalah
perangkap. Ketika ia muncul, kita hanya melihat cahayanya, bukan sisi
gelapnya.”
Novel ini berceritakan tentang dua orang sahabat, pria dan wanita. Mereka
tinggal di sebuah kota kecil, Soria, di Spanyol. Si wanita bernama Pilar yang memilih
Zaragosa sebagai tempatnya untuk meneruskan sekolah. Sedangkan si pria bernama
Sebastian memlih untuk melihat dunia dan menjadi seorang pemimpin spiritual.
Pilar adalah seorang gadis yang tumbuh dewasa dan merangkai cinta dengan
kekasih-kekasih hatinya. Namun disisi hidup nya ia pernah menjalin cinta dengan
teman pria masa kecilnya. Karena waktu dan jarak mereka menjadi sahabat pena,
kekasihnya itu sering bercerita tentang kehidupannya. Walaupun jarak dan waktu
mengubah keduanya, ternyata cinta masa kecil masih tersimpan dihati mereka.
Waktu menjadikan pilar wanita yang tegar dan mandiri, sedangkan cinta
pertamanya menjelma menjadi pemimpin yang tampan dan karismatik. Pilar telah
belajar mengendalikan perasaan-perasaannya dengan sangat baik, sementara
kekasihnya memilih religi sebagai pelarian bagi konflik-konflik batinnya. Tapi
apa yang terjadi ketika ia bertemu dengan kekasihnya setelah sebelas tahun
berpisah? Setelah bertemu di sebuah acara formal yang berlangsung di Madrid,
Sebastian mengajak Pilar untuk menemaninya ke Bilbao, kemudian Saint Savin,
sebuah desa kecil di dekat perbatasan Spanyol-Prancis.
Dengan sejuta harapan, dibawa dirinya untuk melakukan perjalanan
selama 4 jam dari Zaragoza ke Madrid. Hanya untuk kembali mengenang masa lalu,
mendengarkan suara pria dari masa lalunya, menatap wajah tampan pria dari masa
lalunya. Pertemuan setelah sebelas tahun tersebut membawanya ke dalam
petualangan dalam memahami cinta dan kehidupan. Sepanjang perjalanan, terjadi
percakapan di antara keduanya. Sebastian menceritakan apa yang sudah dan sedang
ia lakukan pada tahun-tahun belakangan ini kepada Pilar, sedangkan Pilar
mencoba menggali kembali ingatan Sebastian mengenai kejadian-kejadian yang
pernah terjadi pada saat mereka kecil. Di samping percakapan interpersonal
tersebut, Sebastian dan Pilar juga mengalami percakapan intrapersonal dengan
diri mereka masing-masing mengenai cinta dan masa depan. Terjadi konflik di
dalam hati keduanya. Sebastian bimbang, apakah ia akan menjadi pastor dan tidak
menikah selama hidupnya ataukah dia kembali mengejar cinta masa kecilnya.
Pilar pun juga mengalami dilema. Disatu sisi ia masih mencintai Sebastian karena
pria itu telah membuatnya dekat dengan Tuhan, namun disisi lain rasanya ia
ingin sekali mengubur harapannya bersama Sebastian karena Sebastian yang ia
kenal kini bukanlah Sebastian yang ia kenal dulu. Sebastian yang ia kenal kini
telah menjadi seorang tokoh pemuka agama. Pilar tak ingin menjadi penghalang
untuk cita-citanya Sebastian.
Perjalanan tidak mudah, sebab dipenuhi oleh sikap menyalahkan dan penolakan
yang muncul kembali setelah lebih dari sepuluh tahun terkubur dalam-dalam di
hati mereka. Konflik batin dalam diri Sebastian dan Pilar berlangsung sepanjang
perjalanan dari Madrid, Bilbao, Saint Savin hingga berujung di Biara Piedra.
Saat itu Sebastian membujuk Pilar untuk bersamanya dan pada akhirnya, di tepi
sungai Piedra, cinta mereka sekali lagi dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan
terpenting yang bisa disodorkan oleh kehidupan. Sebastian meraih tangan Pilar
untuk membawa hidup bersamanya.
Komentar:
Novel ini bercerita tentang penyerahan diri bahwa jodoh di tangan Tuhan.
Waktu dan jarak tidak menjadi alasan untuk tidak berjodoh, kalau memang jodoh
takkan lari kemana. Novel ini juga menyisipkan sisi pritual. Dalam pemilihan
kata-kata di novel ini sangat lah rumit, mungkin ini yang menjadi salah satu
kekurangannya. Memang bagus dan sangat sastrawi kalimat-kalimatnya tapi akan
terjadi kesalah pahaman jika tidak di cerna dengan baik. Disini juga bisa
dilihat bahwa terkadang wujud cinta tidak mesti ada ikatan khusus melainkan
membiarkan sang kekasih hati mengejar takdirnya. Ada cinta, ada konflik, dan
ada takdir.
Referensi:
http://majalahkatajiwa.wordpress.com/2012/02/21/by-the-river-piedra-i-sat-down-and-wept/
Suka sekali dgn novel ini. Tapi bingung di ending cerita, yg meninggal itu siapa?
BalasHapus